Minggu, 05 Oktober 2014

My Trip My Adventure : Journey To The West Part I

libur puasa tlah tiba mungkin itu tidak berlaku bagi seorang pegawai negeri sipil sepertiku yang selalu sibuk dan nyatanya tidak ada waktu libur kecuali tanggal merah, namun saat ini aku mempunyai seorang kakak yang akan mengadakan sebuah pesta hajatan adat yaitu adat batak yakni adat perkawinan batak yang nantinya ada marga batak yang akan tersemat pada nama kakakku yang merupakan adat yang wajib bagi orang di luar suku batak yang menikah dengan pasangan asli orang batak, hal ini menjadi perencanaan keluarga kami jauh-jauh hari untuk pergi ke tanah Sumatera tepatnya desa Lumban Julu, Prapat Sumatera Utara.

H-2 waktu yang direncanakan untuk cuti di warnai banyaknya pekerjaan yang tak habis-habisnya datang ditambah surat ijin cuti yang tak kunjung ada kabar kalo aku di beri cuti atau nggak tapi dengan kepedean diri aku tetep memesan tiket untuk diri saya sendiri. aku termasuk beruntung karena tiket aku sebelumnya sudah di booking oleh teman yang kebetulan punya usaha sampingan travelan tiket pesawat terbang, karena sebelumnya kalo aku tidak pesen tentunya harga tiket sudah menjulang tinggi terakhir selisihnya adalah 1 juta rupiah.

hari H telah tiba, tentunya cuti telah disetujui dan pakaian telah di packing, tepat pukul 08.30 aku, ibu, dan ayahku pergi ke Bandara Kasiguncu diantar oleh kakak ibuku dengan mobil pribadi kami, tentunya dengan suasana gembira aku melangkahkan jejakku siap melakukan perjalanan yang sangat panjang menuju tanah andalas dengan rute penerbangan PSJ-UPG-CGK-KNO. tentunya perjalanan ke tanah sumatera boleh di bilang perjalanan perdana aku karena ini pertama kali aku menginjakkan kaki di tanah andalas tepatnya di kota lubuk pakam sumatera utara.

pukul 09.50 pesawat telah take off menuju tempat transit pertama di bandara sultan hassanudin di makassar, kebetulan kami sekeluarga berangkat dengan seorang kawan yang sudah mutasi di Jakarta dan ini pemberangkatan terakhirnya karena tidak akan menginjak kembali tanah Sintuwu Maroso, kami bersama tiba di bandara Sultan Hasanuddin, aku dan keluarga aku sebenarnya sudah kelaparan pengaruh perjalanan kami yang sudah beranjak jam makan siang sehingga tentunya harus makan, namun kalau di bulan puasa seperti ini tentunya tidak sulit juga menemukan tempat makan di dalam bandara, pilihan kami adalah blue sky lounge, dengan membayar 85 ribu rupiah per orang kami bisa makan sepuasanya dengan hidangan makanan prasmanan yang tersedia, bersama keluargaku dan seorang kawan kami makan bersama dan bercerita sambil menunggu waktu boarding yang lama.

waktu boarding telah tiba waktunya berangkat menuju ke tanah jawa, dengan waktu yang cukup lama tentunya berada di atas pesawat selama 2 jam suatu hal yang sangat membosankan, tentunya karena sudah terbiasa melakukan perjalanan dengan pesawat tidur merupakan kegiatan favorite mengusir kejenuhan selama berada di atas peasawat sehingga membuat perjalanan terasa singkat. saat landing di bandara Soekarno Hatta tiba tiba saja ibuku merasa lapar, tanpa berpikir panjang kami langsung mencari tempat makan di bandara soeta, sebenernya aku ingin makan diluar bandara karena pilihan makanannya banyak dan mungkin lumayan murah sikit, namun karena aku tidak mau repot makan langsung saja cari makan di area lantai dua sebelum masuk ruang keberangkatan. alasan lainnya karena waktu boarding juga tidak selama waktu kami berada di Makassar.

setelah makan sore bersama kami sekeluarga masuk ke ruang tunggu B4 bandara soeta untuk menunggu boarding ke tanah medan sumatera utara, tentunya untuk menyiasati waktu aku tentunya tidur di pesawat, tapi entah kenapa karena sudah tidak mengantuk lagi dan karena aku berasa lain karena ini merupakan waktu pertama kali aku menginjakkan kaki tanah andalas sehingga hilang lah rasa kantukku, entah kenapa dalam pesawat menunggu dua jam lebih saya berkali kali membaca majalah yang sebenarnya sudah berkali kali aku membacanya dan rasa boringpun muncul.

kualanamu its awesome itulah pertama kali kesan aku melihat bandara baru kebanggaan masyarakat medan dari atas pesawat sampai landing, lapangan bandara itu sangat luas dan nampak cantik dihiasi lampu warna-warni yang membuat kesan indah dan membuatku begitu terpesona melihat bandara kualanamu, inilah bandara pertama kali untuk pertama kalinya aku melihat bandara di tanah andalas. saat masuk kami menuju tempat pengambilan bagasi tentunya aku melihat lihat sekeliling dalam ruang bandara yang megah dan indah, seteluh turun ke lantai satu mata kami tertuju ruang bandara yang dihiasi tanaman hidup, so awesome kok bisa yah ada tanaman hidup bisa dihiasi dalam bandara yang tentunya seharunya butuh sinar matahari untuk proses fotosintesis. maka langsung saja kami berfoto di tempat itu.



di pintu kedatangan kami di jemput oleh kakak ipar aku, keponakan, dan abang dari kakak ipar aku, kami berjumpa dengan mereka dan tak lama langsung menuju ke mobil untuk pulang kerumah. Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang merupakan tempat rumah untuk tinggal selama di propinsi Sumatera Utara untuk kota Medan masih jauh rupanya membutuhkan kira-kira waktu 30 menit untuk sampai ke pusat kota Medan. sampai di rumah disambutlah kami oleh keluarga abang kakak ipar aku, ternyata disana banyak juga keluarga yang datang dari batam sehingga suasana jadi ramai, sambi menunggu makan malam kami bercerita bersama, banyak nilai-nilai kebudayaan lokal yang ada ketika kami bercerita, aku mulai mengenal siapa opung, tulang, nan tulang, boru, nan boru, dan masih banyak lagi yang sampai sekarang aku menulis blog ini terkadang masih belum paham. aku pikir seiring dengan waktu aku bisa memahami dengan baik.

makan malam pun tiba meskipun waktu menunjukkan sudah pukul 09.00 lebih, menu pun makanan telah tersedia di sebuah gelaran tikar yang cukup luas, kami makan bersilah menikmati makanan khas batak yang masih baru di lidahku. ada sebuah masakan yang memmbuatku sedikit rasa aneh tapi bukan berati tidak enak, makanan itu adalah bebek kari, makanan ini terasa berbeda dilidahku, agak sedikit tawar namun terasa sebuah bumbu yang memang jarang digunakan di daerah kami entah bumbu itu apa namun terasa berbeda karena aromanya saat di rasakan begitu kuat. karena dasarnya sudah lapar aku menambah lagi nasi dan lauk untuk kedua kalinya. hampir sudah mau tengah malam  kami harus segera istirahat karena kami akan melakukan perjalanan panjang ke kampung halaman kakak ipar aku.

hari sudah pagi kami sibuk masing-masing menyiapkan segala keperluan kami yang akan dibawa ke kampung, ada yang masak, ada yang packing, ada yang mandi, membuat pagi itu sedikit sibuk dan ramai, kami menyiapkan pakaian kami yang akan di bawa dan mengemasnya di mobil. pagi itu kami berangkat di awali dengan doadalam perjalanan aku menikmati pemandangan yang sangat baru bagiku, go to somewhere new dengan jalan darat tentunya tidak aku sia-siakan karena ini merupakan prinsip aku kalau tiduran sambil melakukan perjalanan di tempat yang baru suatu kerugian bagiku, karena kapan lagi aku menikmati suasana tempat yang baru dengan budaya dan keunikan yang baru pula.

sepanjang perjalanan aku melalui tempat-tempat yang baru yang selama ini aku hanya melihatnya di layar televisi namun kali ini kau melihatya langsung, kami melewati kota kota besar seperti kota tebing tinggi, kota pematang siantar, kota prapat, dan biasanya aku hanya mendengar bukit barisan di layar televisi tapi kali ini aku melihatnya langsung termasuk kebudayaan suku batak yang para wanitanya memakai ikat kepala kain yang unik. wow wow wow sungguh trip yang mengesankan tak terduga yang selama ini tempat yang aku tidak pikirkan dalam benakku yaitu danau toba ternyata nampak pula dalam perjalanan kami ke kampung, wuahh awesome ternyata aku melihat danau toba secara langsung yang ternyata lebih luas dari danau poso.

kami singgah sejenak di sebuah warung makan yang memang banyak terdapat di sepanjang bukit dekat danau toba dan menyajikan view indah danau toba yang sengaja untuk menarik wisatawan untuk menikmati indahnya danau toba dari bukit. wuaahh aku kagum menikmati luasnya danau toba, kekagumanku terbayar sudah dengan melihat danau toba secara langsung, danau yah danau tidak ada bedanya dengan danau poso yang ada di daerahku, karena danau toba merupakan danau yang terkenal dan sudah lama menjadi objek wiata favorite wisatawan membuat danau ini juga special bagiku.

Setelah beberapa menit menghabiskan waktu dengan minum kopi dan teh kami melanjutkan perjalanan kami ke desa Lumban Julu kira-kira kirang lebih setengah jam perjalanan untuk sampai ke kampung tersebut. Finally tibalah kami di kampung tradisional kakak ipar aku di lumban julu, kami di sambut hangat oleh keluarga disana, ada opung, ada eda martha, wow penyambutan yang luar biasa dengan suasana kampuang yang masih sejuk dan asri.

Kata keluarga katanya di kampung itu udaranya sangant dingin, mungkin ketika saya mendenganya saya mencoba merasakan udara yang konon katanya dingin sewaktu aku tiba semula, namun sampai beberapa jam entah sampai sore aku tetap hanya merasakan kesejukan udara di kampung itu, namun memang extremnya adalah saat hendak beranjak untuk mandi sore, wow ketika aku mandi pertama kali menyiramkan air di tubuh aku, wowww luarr biasa dingin BGT sumpaah kalah dinginnya sama dengan air es, namun ada yang seru ketika aku mandi, aku merasakan sensasi menthol ketika mandi dengan air yang super duper dingin sumpahhh aku merasakan sensasi menthol yang benar benar unik ketika mandi, sungguh dingin puncaknya adalah keika waktu mulai beranjak malam, memang benar udaranya membuat aku tidak tahan namun bisa menahan dengan keseruan dinginnya.

Pagi hari aku bangun dengan niat yang sungguh amat berat, karena sudah jam 6 subuh namun langit diluar masih sangat gelap, waktu disini masih gelap sampai pada jam 7 pagi, namun dengan sedikit semangat aku bangun meningkmati extreemnya dingin di pagi hari, sensasinya seperti musim salju di negara negara berlasalju, mulut aku mngeluarkan asap di udara yang sangat dingin, wow ini lagi pertama kalinya sensasi yang luar biasa. Pagi yang dingin aku habiskan dengan berjalan jalan pagi menikmai suasana kampung yang masih terletak di lembah bukit barisan yang memanjang membelah pulau sumatera.

Suasana kampung yang masih asri dan sejuk membuat aku sangat senang dan nyaman berada di kampung ini, aku menikmati kampung yang masih sangat sederhanana sepanjang jalan melihat ladang dan kebun warga yang snagat indah di tambah sinar matahari yang mulai muncul diantara bukit barisan memuat sauasana pagi itu yang sangat luar biasa indah, menikmati merdunya suara burung di pagi phari membuat aku berpikir untuk tinggal di kampung ini lebih lama lagi, waw mungkin klao tinggal disini membuat aku menjadi awet muda terus hehe.

Hari ini adalah hari berkiunjung ke makam opung orang tua kami yang sudah meninggal. Pagi itu aku berjalan jalan sudah terlalu jauh sehingga untuk balik aku harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyusul mereka jiarah ke makam, saat mnyusul aku berpapasan dengan salah serorang keluarga naik motor dari tempat berjiarah , marito istilah panggilan untuk orang itu, di memberikan arahan kapadaku untuk jalan terus dan ketika menemukan simpang tiga, aku terus berjalan jalan dan tidak merasakan capek karena selain udaranya yang sangat dingin pemandangannya juga sangat indah membuat aku terkagum kagum dengan suasana pemandangannya, sampai sampai aku juga sendiri bingung dimana singpang tiga yang ditunjukkan ito itu, karena merasa perjalanan sudah sangat jauh maka aku rasa aku harus balik ke jalan yang semula aku tempuh, namun di tengah jalan legahlah aku, ito aku menjemput aku dikarenakan aku yang sudah jauh berjalan dan tersesat. Dengan bantuan ito tibalah aku di di tempat ziarah, disana ada makan ayah dari kakak ipar aku dan dua istrinya yang katanya dulu pernah menikah dua kali sehingga di kuburkan berdampingan.

Di makan kami membersihkan makan yang sudah banyak rumput, semua anggota keularga sibuk dengan membersikan makan, namun ada juga yang hanya melihat lihat saja, motret dan kesibukan lainnya ada yang unuik dengan adat yang dilakukan saat brkunjung di makan, semua anggota keluarga bergantian membasuh muka sebanyak tiga kali di setiap makan keluarga sambil membanjatkan doa dan secara sah kalo kita telah berkunjung di makam tersebut, setelah semuanya telah melakukannya maka kami beranjak pulang ke rumah.

Seperti biasanya kami memulai aktivitas dengan sarapan bersama, ada yang unik dengan makan bersama dengan keluarga aku di batak, baik makan siang malam maupun sarapaan makan bersama dilakukan dengan bersilah di lantai, mungkin karena sudah kebiasaaan di sini atau sudah kebiasaan, kami makan selalu melantai dan makanan di dibagikan ke piring piring dan dibagi rata agar semua dapat mengambl lauk dan sayur yang ada, memang tidak ada kendala jikalau makan bersilah namun bagi aku juga yang tidak biasa bersilah membuat lama lama aku merasa ribet dan tidak nyaman. Namun bagaimanapun aku harus tetap menjalananinya.

Hari H telah tiba, pesta nikah adat batak akan segera di mulai, inilah puncak yang aku tunggu tunggu ketika aku datang kesini, budaya, adat istiadat aku termasuk orang yang sangat mengagummi adat istiadat suatu daerah khusunya hari ini adalah hari yang special karena kakakku sendiri dan aku merupakan bagian dari adat itu, sungguh luar biasa.

Kami sibuk di pagi hari para wanita semenjak subuk sudah didandaani dengan di sanggul dan di make up ala batak oleh petugas salon yang datang. Keluarga yang lain sibuk menyiapkan segala keperluan pesta, ada yang menkoordinir makanan, acara, dekorasi, dan lainnya sehingga pagi itu dengan udara yang sangat dingin semua orang sibuk mempersiakan segala sesuatu dengan apic. Tepat jam 9 pagi acara adat pun dimulai.

Acara di awali dengan makan bersama, tentunya makan dilakukan dengan bersilah seperti biasanya dan khusus untuk keluarga saja, karena tamu yang di undang blum datang mungkin belum waktunya dan juga undangan belum datang, setelah itu acara dilanjutkan dengan ibadah yang dipimpin oleh seorang pendeta dan lagi lagi ibadah dibawakan dengan bahsa batak, selama di medan kami termasuk orang asing yang berada di dunia yang asing, karena apa bahasa yang banyak digunakan adaah bahasa batak, baik doa makan, percakapanan bahkan ibadah menggunakan bahasa batak, sungguh aku berada pada dimensi lain yang unik.

Sehabis beribadah sambil menunggu acara selanjutnya di mulai maka dilakukalan sesi pemotretan pengantin dengan keluarga keluaraga, berantri keluarga yang sedia untuk di foto bersama pengantin sebagai kenang-kenangan. Sbagai juru foto sudah dipastikan kalo foto saya tidak banyak. Usai foto dilakukanlah perkenalan terhadap orang tua baru kakak aku yang marganya nantinya akan dpakai oleh kk saya sebagai bagian dari pesta adat yang dilakukan, marga yang di pakai adalah boru sitorus, jadi kakak saya adalah anak angkat dari keluarga sitorus.

Setelah itu maka resmilah acara puncak dimulai, dan inilah yang aku tungugu tunggu, menikmati sakralanya kebudayaan indonesia khusunya batak yang terkenal masih lestari dan membanggakan, acara di mulai dengan membetuk lingkaran yang nantinya akan dilakukan tarian yang sangat terkenal yaitu tarian tor tor, entah sampai sekarang aku tidak memahni maksud dan tujuan tari tor tor, yang aku tahu hanyalah sirkulasai uang yang diberikan kepada pengantin dan dari pengantin diberikan kepada orang atai keluarga yang adatnya wajib diberikan. Sepanjang acara tarian tor tor aku menikmati setiap tarian yang di lakukan menikmati setiap sesi sesi royal weding yang begitu memukau, meskipun lagi lahi aku tidak memahami bahasa yang digunakan.

Tarian ini dilakukan sangat panjang dan berjam jam, setiap sesi dilakukan memutar, dengan membawa uang dan menyelipkan uang di tangan, menurut keluarga aku ceritanya akan banyak uang yang akan diberikan kepada pengantin dan nantinya akan ada balas jasa atas kedatangan mereka, tentunya juga ada dana yang harus di tanggung oleh pengantin. Hari sudah hampir siang, tor tor masih berlangsung sakral, dan para tamu akhirnya sudah mulai banyak berdatagan, ada lagi yang unik di cara pesta ada ini yaitu pasar dadakan, entah datangnya dari banyak munculah para pedangan yang menjual dagangannya bahkan sampai mendirikan tenda dan meja makan, aada pedagang yang menjual bahan makanan cemilan campuran, ada jual buah buahan, ada jual cendol dan kue tardisional batal yang di goreng, ada jual minuman, telur rebus, bahkan ada pedagang yan sampai menjual dagangannya mendatangi orang orang yang ada di pesta termasuk di dalam rumah, memang unik dan banyak juga pembeli yang ikut meramaikan acara pesta adat ini.

Hari sudah lewat jam 12 siang, sebenarnya sudah waktunya jam makan siang, tapi udah mau jam dua makan belum juga kiunjung ada, perut aku sudah cukup lumayan lapar keroncongan, benar benar acara adat ini sungguh panjang bangat, ada sisi lain dari acara ini juga, ternyata tamu yang di undang telah datang namun tamu yang datang itu ternyata harus duduk d melantai dialasi dengan sebuah terpal. mungkin ini baru buat saya melihat tamu yang datang duduk malantai menyaksikan cara adat yang sedang berlangsung. oh yah setelah jam 2 siang akhirnya acara tahap pertama pun selesai itu pertanda waktunya makan, wah ada yang unik lagi waktu acara makan yahh, tamu yang datang yang belum ada tempat mencari tempat untuk melantai dengan menggunkan terpal yang sudah disediakan, acara makanpu n dimulai, oleh petugas makanan, makanan pun disediakan ukan di atas meja, namun dibagikan oleh petugas makananan yang memang sudah disipakan oleh keluarga, layaknya seperti pembagian makanan. sungguh pemandangan yang tak biasa buat saya.acara makan pun selesai namun acara adat tidak sampai di acara makan saja, tetap berlanjut dengan pemberian beras oleh tamu. wow kok ada pembagian beras? namun ini sudah adat yang ada disini, entah tamu atau anggota keluarga aku tidak tau, pokoknya ada pemberian beras yang uniknya di taruh dalam sebuah tas anyaman yang memanjang dan dibawa dengan di taruh diatas kepala untuk wanita dan di gendong untuk pria, berbaris memanjang dengan diriningi musik khas batak juga melewati anggota keluarga dan akhirnya diberikan kepada petugas penerima beras dan uniknya lagi ada imbalannya yaitu minuman gelas kemasan, unik dan unik, setelah itu acara berlanjut dengan pembagian daging babi, yahh proses acara adat ini melibatkan daging babi yang sebelumnya di potong berbeda dengan memisahkan isi dalamnya terlebih dahulu kemudian di bakar, dan akhirnya dibagikan bagian bagian meurut derajat yang sudah menjadi adat dalam keluarga di batak, unik again. lanjut lagi setelah acara itu berlangsung dengan tamu yang waktunya sudah harus pulang karena sudah selesai. tamu yang pulang memberikan selamat kepada pengantin dan tentunya memberikan amplop seperti acara nikahan pada umumnya.

Eh tunggu dulu, ternyata acara masih belim selesai, masih ada acara lainnya yang membuat aku masih belum paham karena terkendala bahasa daerah yang digunakan, namun acara yang sedang berlangsung tidak jauh beda dengan acara acara sebelumnya, ada musik dan juga tarian tor tornya, intinya tarian dilakukan dengan membungkuskan kain ulos kepada pengantin secara berurutan oleh keluarga keluarga dengan maksud agar keluarga atau kerabat mendoakan dengan filosofi menaungi mereka dengan kain ulos diharapakan tetap menjadi keluarga kristen yang takut akan Tuhan dan tetap utuh menjadi keluarga yang bahagia, tentram dan sejahtera, tentunya dengan mengamalkan nilai nilai kebudayaan suku batak yang tetap erat dalam hubungan keluarga saling memperhatikan dan saling memperdulikan serta kuat dimanapun berada.

akhir dari acara ini adalah pengantin di ajak menari memutar diikuti dengan seluruh anggota keluarga dan akhirnya diarak masuk kedalam rumah pertanda bahwa acara telah selesai dan resmi menjadi bagian keluarga suku batak. yahhh begitulah adanya yang tentunya aku sangat mengagumi  acara ini karena boleh mengenal dan menikmati bagian kebudayaan indonesia yang menurut aku itu sangat unik dan seru.

sudah seharian acara ini berlangsung, waktu sudah beranjak malam, dan tentunya aku tidak mandi lagi, bukannya tidak gerah atau bau badan, namun alasan yang paling kuat adalah karena airnya yang sangat dingin mengalahkan air yang berada dalam frezzer. seperti biasanya kami makan melantai dan menghabiskan waktu beristirahat sambil bercengkrama dengan anggota keluarga yang lain untuk saling sharing  cerita.

Tidak ada komentar: