Senin, 24 Agustus 2015

My Trip My Adventure : Journey To The West Part II

20 juli 2014 bangun pagi yang tentunya pagi yang masih super duper dingin, kalau untuk tinggal beberapa hari saja bisa ku akui aku suka dengan udara di kampung lumban julu ini namun tidak untuk berminggu minggu bahkan berbulan bulan, seperti biasa mandi dengan air frezzer yang dingin dan sarapan menikmati hari baru, tentunya happy sunday namun saat itu tak ada seorangpun yang masuk gereja dihari itu, entah karena sibuk menyimpang atau sudah capek karena acara kemaren, namun memang pagi itu tidak ada yang ke gereja, tentunya ini dipakai untuk spend time hanya duduk bengong saja, yah itung itung menikmati liburan kantor yang panjang, sekalian kami mengemas barang barang karena besok akan kembali pulang ke lubuk pakam menuju rumah masing-masing.

hari esok tlah tiba, 21 Juli 2014 pagi pagi kami sudah sibuk menyiapkan diri untuk persiapan pulang ke lubuk pakam, dan tentunya ada beberapa keluarga juga yang akan ikut bersama-sama ke lubuk pakam, jadi pagi itu adalah pagi yang sibuk menyiapkan diri untuk kembali. pagi itu aku tidak mandi, bukannya menghemat pakaian kotor namun perjalanan kali ini kami akan singgah di danau toba untuk mandi dengan menikmati megahnya danau toba yang menabjukkan. jadi pagi tepat jam 10 pagi kami berangkat meninggalkan rumah ibu kakak iparku di lumban julu, sambil sedikit flash back mengingat kembali kenangan yang menurut aku sangat berharga dan bernilai dan menjadi pengalaman yang seru buatku, pergi melihat pasar yang begitu tradisional dan makanan khas yang unik, baru terasa dimulutku dan tak terlupakan.

seperti biasanya dalam perjalanan pulang aku menikmati setiap indahnya pemandangan alam yang baru buat saya, karena melakukan perjalanan ke tempat yang baru tentunya merupakan suatu hal yang aku sukai dan tidak menjadikanku bosan, kilometer demi kilometer kami lalui dengan posisi duduk aku berada paling belakang yang tentunya sangat sempit bagi orang sepanjang aku heheh ^^v
maka tibalah kami disalah satu objek wisata alam yang sangat terkenal di provinsi sumatera utara. danau toba tentunya, jujur ini hal yang tak pernah terbayangkan dalam kehidupanku, mempunyai kakak ipar orang batak membawaku untuk sampai menikmati keindahan danau terluas di Indonesia dan merupakan objek wisata danau yang mungkin sudah mendunia.

kami tiba di suatu tempat persinggahan di pinggiran danau toba, tentunya hal baru lagi yang saya temui di tempat ini adalah mungkin sebelum tiba di tempat ini hal yang aku bayangkan adalah danau toba itu seperti danau pada umumnya yang masih asri, sejuk, indah, yang viewnya bagus. memang kenyataannya seperti yang aku bayangkan namun yang agak sedikit menggangu kunjungan kali ini yaitu tempat persinggahan yang menurut aku lain dari pada yang lainnya, untuk menikmati indahnya danau toba tentunya kami harus jalan dulu dan tempatnya di desain layaknya tempat yang sudah permanen terdiri dari petak-petak tempat berlesehan yang teratur namun bagiku terlihat tidak natural kemudian kami harus menyewa tiap petak dimana nantinya dijadikan tempat kami berlabuh meningkati indahnya danau toba.

namun setiap hal yang baru tidak membuatku tidak menikmati perjalanan ini, tentunya tujuan aku adalah menikmati dinginnya air danau toba bersama keluarga tanah andalas. berenang, foto-foto, dan bermain air merupakan kegiatan wajib kalo datang berwisata, berenang di danau toba sungguh menyenangkan meskipun agak sedikit takut juga kalau berenang sudah sampai ke tengah, emang gak seru seh namun namanya kalo berenang ke tengah tentunya tetap harus di waspadai kalau kalau ada yang aneh-aneh muncul secara tiba-tiba. airnya memang tak sejernih yang ku bayangkan apalagi kalau berenang menyebabkan lumpur menutupi jernihnya air danau, namun yang namanya berenang apalagi sambil bercanda dengan ponakan-ponakan yang masih kecil tentunya tidak mengurangi kegembiraan kami bersama keluarga.

setelah kami menikmati danau toba tentunya membilas diri, ganti baju merupakan kegiatan wajib secara gak mungkinlah pulang dengan basah kuyup apalagi perjalanan kami cukup amat panjang, masih melintasi jalur kereta api, kawasan perkebunan, melewati beberapa kota kabupaten seperti tebing tinggi, pemantang siantar dan kota lainnya tentunya sebelum kami beranjak dari danau toba aku menyempatkan diri membeli cendramata yaitu berupa miniatur rumah khas batak yang tentunya jadi pajangan di meja kantor sekaligus bukti kalau aku pernah datang di sumatera utara loh dan mengingatkanku akan danau toba.

setelah menjalani perjalanan yang sangat panjang maka tibalah kami di rumah abang kakak ipar ku di lubuk pakam, seperti biasa aku langsung tiduran setelah melepas penah dari perjalanan yang panjang, sepertinya kami lagi kembali ke kondisi udara yang berbeda 360 derajat dengan udara yang ada di lumban julu, panasnya gak ketulung deh ditambah banyaknya debu yang berterbangan ketika sorenya kami berjalan-jalan di sebuah mall yang satu satunya ada di kota lubuk pakam, mungkin beda dari yang aku bayangkan ibarat mall megah yang ada XXI nya. sore menjelang malam aku dan mom berjalan-jalan menikmati indahnya kota lubuk pakam yang tergambar pada sebuah mall dan pusat ekonomi lainnya yang ada di sekitarnya.

pagi menjelang tiba, waktu kami tinggal satu hari di kota lubuk pakam sebelum kami akan meninggalkan provinsi ini menuju ke provinsi lainnya, sebelum kembali tentunya membeli oleh-oleh merupakan suatu ritual yang wajib pagi para wisatawan seperti kami, dan yang menjadi objek buah tangan kami tentunya adalah teri medan, maka berbondong-bondonglah kami ke pasar tradisional yang ada di kota lubuk pajak. pasarnya sungguh besar mungkin lebih besar dari pasepo di kotaku, namun tentunya kebersihan pasar merupakan penyakit umum yang diderita oleh setiap pasar di indonesia, namun sekali lagi tidak mengurangi semangat kami berbelanja teri medan yang asli medan.

tahukah kamu bika ambon? tentunya bagi orang pada umumnya mengira bika ambon adalah sejenis kue khas yang berasal dari ambon, tentunya anda salah, bika ambon merupakan kue khas kota medan. mungkin orang bertanya-tanya kenapa sampai di sebut bika ambon sedangkan kotanya di medan, atau mungkin masih rahasia, tentunya membeli bika ambon juga merupakan ritual wajib berbelanja oleh-oleh meskipun kami tidak membeli karena waktu kami berlibur masih panjang jadi sangat tidak mungkin membawa makanan yang sudah tidak layak konsumsi untuk dijadikan oleh-oleh.

22 Juli 2014 last day at Lubuk Pakam waktu masih panjang, menjalani siang, sore, hingga malam dimana kami sibuk mempersiapkan keberangkatan kelanjutan liburan kami besok di kota tempat kakak iparku dan sekeluarga bekerja. kesibukan ini merupakan pertanda kami harus meninggalkan kenangan indah kota di tanah sumetera utara.

on the morning 23 Juli 2014 kami yang akan berangkat ke batam disibukkan dengan persiapan kami yang sedikit lagi rampung, menunggu anggota keluarga lain yang antri mandi untuk mengejar waktu keberangkatan kami di pagi hari, seperti biasanya kami sarapan dulu menikmati masakan unik khas medan yang mungkin tak akan di lupakan terutama bumbu wajibnya yaitu andaliman. setelah persiapan kami sudah fix maka berangkatlah kami menuju bandara kualanamu medan di anter oleh keluarga kami di lubuk pakam. suasana yang akrab bersama keluarga di lubuk pakam merupakan moment yang ngangenin buat kami dan kenangan yang menjadi catatan sejarah keluarga yang tak terlupakan selama di sumatera utara. setelah tiba kami melepaskan salam perpisahan dan menuju ke tempat chek in di maskapai city link air.

tentunya anggota keluarga yang berangkat ke batam ada 8 orang diantaranya keluarga kakakku bersama 2 orang anaknya dan seorang keluarga lagi termasuk kami bertiga. tepat pukul 12 siang kami tiba di kota batam bandara Hang Nadim Batam. wow wow dan wow hanya itu kata yang terucap setelah kami melihat pintu masuk kota batam dan perjalanan kami ke rumah keluarga kakakku di kompi Tuah Sakti di daerah dekat barelang em em keknya dekat dengan jembatan barelang yang merupakan ikon wisata terkenal di kota Batam.

setibanya kami di rumah disiang hari kami langsung makan siang yang telah di persiapkan oleh seorang anak yang tinggal bersama keluarga kakakku di Batam dan setelah itu beristirahat setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan. selama di batam selalu terlintas pikiran yang selalu mengganggu dan mengiang ngiang akan daku sehingga muncullah cerita baru lagi yang merupakan awal petualanganku yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup, this is ABROAD :)

sedikit flashback sebelum pemberangkatan kami ke tanah andalas ada persiapan khusus yang telah aku persiapkan dengan penuh keraguan dan ketidakmungkinan terwujud, namun karena hanya perasaan kuat aku diam-diam membawa beberapa buku yang nantinya akan ku baca berhubungan dengan how to traveling ke 3 negara asia dan tentunya paspor yang menjadi point utama yang wajib di bawa dalam rencana yang akan menjadi rencana yang tak terduga dalam perjalanan kali ini.


kamis pagi 24 juli 2014 aku terbangun karena suara keponakanku yang ribut kadang merenggek disuapin oleh kakakku, seperti biasa mungkin karena nuasa liburan aku bisa menebak tentunya akan terasa membosankan jikalau hanya menghabiskan waktu di rumah, batam lohh.. ngapain datang kebatam kalo hanya tinggal duduk diam manis di dalam rumah saja, tentunya abroad terlintas lagi di pikiranku untuk harus dan bagaimana aku harus dan harus dan bagaimanpun juga aku bisa abroad wah parah deh kalimantnya intinya hari ini kami punya planing bersama keluarga untuk berjalan-jalan di kota batam.