20 juli 2014 bangun pagi
yang tentunya pagi yang masih super duper dingin, kalau untuk tinggal beberapa
hari saja bisa ku akui aku suka dengan udara di kampung lumban julu ini namun
tidak untuk berminggu minggu bahkan berbulan bulan, seperti biasa mandi dengan
air frezzer yang dingin dan sarapan menikmati hari baru, tentunya happy sunday
namun saat itu tak ada seorangpun yang masuk gereja dihari itu, entah karena
sibuk menyimpang atau sudah capek karena acara kemaren, namun memang pagi itu
tidak ada yang ke gereja, tentunya ini dipakai untuk spend time hanya duduk
bengong saja, yah itung itung menikmati liburan kantor yang panjang, sekalian
kami mengemas barang barang karena besok akan kembali pulang ke lubuk pakam
menuju rumah masing-masing.
hari esok tlah tiba, 21 Juli
2014 pagi pagi kami sudah sibuk menyiapkan diri untuk persiapan pulang ke lubuk
pakam, dan tentunya ada beberapa keluarga juga yang akan ikut bersama-sama ke
lubuk pakam, jadi pagi itu adalah pagi yang sibuk menyiapkan diri untuk
kembali. pagi itu aku tidak mandi, bukannya menghemat pakaian kotor namun
perjalanan kali ini kami akan singgah di danau toba untuk mandi dengan
menikmati megahnya danau toba yang menabjukkan. jadi pagi tepat jam 10 pagi
kami berangkat meninggalkan rumah ibu kakak iparku di lumban julu, sambil
sedikit flash back mengingat kembali kenangan yang menurut aku sangat berharga
dan bernilai dan menjadi pengalaman yang seru buatku, pergi melihat pasar yang
begitu tradisional dan makanan khas yang unik, baru terasa dimulutku dan tak
terlupakan.
seperti biasanya dalam perjalanan
pulang aku menikmati setiap indahnya pemandangan alam yang baru buat saya,
karena melakukan perjalanan ke tempat yang baru tentunya merupakan suatu hal
yang aku sukai dan tidak menjadikanku bosan, kilometer demi kilometer kami
lalui dengan posisi duduk aku berada paling belakang yang tentunya sangat
sempit bagi orang sepanjang aku heheh ^^v
maka tibalah kami disalah
satu objek wisata alam yang sangat terkenal di provinsi sumatera utara. danau
toba tentunya, jujur ini hal yang tak pernah terbayangkan dalam kehidupanku,
mempunyai kakak ipar orang batak membawaku untuk sampai menikmati keindahan
danau terluas di Indonesia dan merupakan objek wisata danau yang mungkin sudah
mendunia.
kami tiba di suatu tempat
persinggahan di pinggiran danau toba, tentunya hal baru lagi yang saya temui di
tempat ini adalah mungkin sebelum tiba di tempat ini hal yang aku bayangkan
adalah danau toba itu seperti danau pada umumnya yang masih asri, sejuk, indah,
yang viewnya bagus. memang kenyataannya seperti yang aku bayangkan namun yang
agak sedikit menggangu kunjungan kali ini yaitu tempat persinggahan yang
menurut aku lain dari pada yang lainnya, untuk menikmati indahnya danau toba
tentunya kami harus jalan dulu dan tempatnya di desain layaknya tempat yang
sudah permanen terdiri dari petak-petak tempat berlesehan yang teratur namun
bagiku terlihat tidak natural kemudian kami harus menyewa tiap petak dimana
nantinya dijadikan tempat kami berlabuh meningkati indahnya danau toba.
namun setiap hal yang baru
tidak membuatku tidak menikmati perjalanan ini, tentunya tujuan aku adalah
menikmati dinginnya air danau toba bersama keluarga tanah andalas. berenang,
foto-foto, dan bermain air merupakan kegiatan wajib kalo datang berwisata,
berenang di danau toba sungguh menyenangkan meskipun agak sedikit takut juga
kalau berenang sudah sampai ke tengah, emang gak seru seh namun namanya kalo
berenang ke tengah tentunya tetap harus di waspadai kalau kalau ada yang
aneh-aneh muncul secara tiba-tiba. airnya memang tak sejernih yang ku bayangkan
apalagi kalau berenang menyebabkan lumpur menutupi jernihnya air danau, namun
yang namanya berenang apalagi sambil bercanda dengan ponakan-ponakan yang masih
kecil tentunya tidak mengurangi kegembiraan kami bersama keluarga.
setelah kami menikmati danau
toba tentunya membilas diri, ganti baju merupakan kegiatan wajib secara gak
mungkinlah pulang dengan basah kuyup apalagi perjalanan kami cukup amat
panjang, masih melintasi jalur kereta api, kawasan perkebunan, melewati
beberapa kota kabupaten seperti tebing tinggi, pemantang siantar dan kota
lainnya tentunya sebelum kami beranjak dari danau toba aku menyempatkan diri
membeli cendramata yaitu berupa miniatur rumah khas batak yang tentunya jadi
pajangan di meja kantor sekaligus bukti kalau aku pernah datang di sumatera
utara loh dan mengingatkanku akan danau toba.
setelah menjalani perjalanan
yang sangat panjang maka tibalah kami di rumah abang kakak ipar ku di lubuk
pakam, seperti biasa aku langsung tiduran setelah melepas penah dari perjalanan
yang panjang, sepertinya kami lagi kembali ke kondisi udara yang berbeda 360
derajat dengan udara yang ada di lumban julu, panasnya gak ketulung deh
ditambah banyaknya debu yang berterbangan ketika sorenya kami berjalan-jalan di
sebuah mall yang satu satunya ada di kota lubuk pakam, mungkin beda dari yang
aku bayangkan ibarat mall megah yang ada XXI nya. sore menjelang malam aku dan
mom berjalan-jalan menikmati indahnya kota lubuk pakam yang tergambar pada
sebuah mall dan pusat ekonomi lainnya yang ada di sekitarnya.
pagi menjelang tiba, waktu
kami tinggal satu hari di kota lubuk pakam sebelum kami akan meninggalkan
provinsi ini menuju ke provinsi lainnya, sebelum kembali tentunya membeli
oleh-oleh merupakan suatu ritual yang wajib pagi para wisatawan seperti kami,
dan yang menjadi objek buah tangan kami tentunya adalah teri medan, maka
berbondong-bondonglah kami ke pasar tradisional yang ada di kota lubuk pajak.
pasarnya sungguh besar mungkin lebih besar dari pasepo di kotaku, namun
tentunya kebersihan pasar merupakan penyakit umum yang diderita oleh setiap
pasar di indonesia, namun sekali lagi tidak mengurangi semangat kami berbelanja
teri medan yang asli medan.
tahukah kamu bika ambon?
tentunya bagi orang pada umumnya mengira bika ambon adalah sejenis kue khas
yang berasal dari ambon, tentunya anda salah, bika ambon merupakan kue khas
kota medan. mungkin orang bertanya-tanya kenapa sampai di sebut bika ambon
sedangkan kotanya di medan, atau mungkin masih rahasia, tentunya membeli bika
ambon juga merupakan ritual wajib berbelanja oleh-oleh meskipun kami tidak
membeli karena waktu kami berlibur masih panjang jadi sangat tidak mungkin
membawa makanan yang sudah tidak layak konsumsi untuk dijadikan oleh-oleh.
22 Juli 2014 last day at
Lubuk Pakam waktu masih panjang, menjalani siang, sore, hingga malam dimana
kami sibuk mempersiapkan keberangkatan kelanjutan liburan kami besok di kota
tempat kakak iparku dan sekeluarga bekerja. kesibukan ini merupakan pertanda
kami harus meninggalkan kenangan indah kota di tanah sumetera utara.
on the morning 23 Juli 2014
kami yang akan berangkat ke batam disibukkan dengan persiapan kami yang sedikit
lagi rampung, menunggu anggota keluarga lain yang antri mandi untuk mengejar
waktu keberangkatan kami di pagi hari, seperti biasanya kami sarapan dulu
menikmati masakan unik khas medan yang mungkin tak akan di lupakan terutama
bumbu wajibnya yaitu andaliman. setelah persiapan kami sudah fix maka
berangkatlah kami menuju bandara kualanamu medan di anter oleh keluarga kami di
lubuk pakam. suasana yang akrab bersama keluarga di lubuk pakam merupakan
moment yang ngangenin buat kami dan kenangan yang menjadi catatan sejarah
keluarga yang tak terlupakan selama di sumatera utara. setelah tiba kami
melepaskan salam perpisahan dan menuju ke tempat chek in di maskapai city link
air.
tentunya anggota keluarga
yang berangkat ke batam ada 8 orang diantaranya keluarga kakakku bersama 2
orang anaknya dan seorang keluarga lagi termasuk kami bertiga. tepat pukul 12
siang kami tiba di kota batam bandara Hang Nadim Batam. wow wow dan wow hanya
itu kata yang terucap setelah kami melihat pintu masuk kota batam dan
perjalanan kami ke rumah keluarga kakakku di kompi Tuah Sakti di daerah dekat
barelang em em keknya dekat dengan jembatan barelang yang merupakan ikon wisata
terkenal di kota Batam.
setibanya kami di rumah
disiang hari kami langsung makan siang yang telah di persiapkan oleh seorang
anak yang tinggal bersama keluarga kakakku di Batam dan setelah itu
beristirahat setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan. selama di
batam selalu terlintas pikiran yang selalu mengganggu dan mengiang ngiang akan
daku sehingga muncullah cerita baru lagi yang merupakan awal petualanganku yang
tidak akan pernah terlupakan dalam hidup, this is ABROAD :)
sedikit flashback sebelum
pemberangkatan kami ke tanah andalas ada persiapan khusus yang telah aku
persiapkan dengan penuh keraguan dan ketidakmungkinan terwujud, namun karena
hanya perasaan kuat aku diam-diam membawa beberapa buku yang nantinya akan ku
baca berhubungan dengan how to traveling ke 3 negara asia dan tentunya paspor
yang menjadi point utama yang wajib di bawa dalam rencana yang akan menjadi
rencana yang tak terduga dalam perjalanan kali ini.
kamis pagi 24 juli 2014 aku
terbangun karena suara keponakanku yang ribut kadang merenggek disuapin oleh
kakakku, seperti biasa mungkin karena nuasa liburan aku bisa menebak tentunya
akan terasa membosankan jikalau hanya menghabiskan waktu di rumah, batam lohh..
ngapain datang kebatam kalo hanya tinggal duduk diam manis di dalam rumah saja,
tentunya abroad terlintas lagi di pikiranku untuk harus dan bagaimana aku harus
dan harus dan bagaimanpun juga aku bisa abroad wah parah deh kalimantnya
intinya hari ini kami punya planing bersama keluarga untuk berjalan-jalan di
kota batam.